Al-imam
Husein Bin Abu Bakar Alaydrus memiliki silsilah yang sampai kepada
Baginda Rasulullah SAW, di mana silsilah beliau yaitu: Al-imam Husein
Bin Abu Bakar Bin Abdullah Bin Husein Bin Ali Bin Muhammad Bin Ahmad Bin
Husein Ibnil Imam Syamsi Syumus Abdullah Alaydrus Akbar. Beliau
dilahirkan di sebuah desa yang bernama Ma’ibad, Hadralmaut Yaman
Selatan, dan pada usianya yang ke 11 tahun, beliau ditinggal wafat oleh
ayahnya.
Selepas
mangkatnya ayahnya, Al-imam Husein Bin Abu Bakar Alaydrus hijrah ke
kota Tarim, dan ternyata di pintu kota Tarim telah menunggu seorang wali
besar, yaitu Quthbil Irsyad, Al-imam Abdullah Bin Alwy Alhaddad, yang
langsung menyambut kedatangan dari Al-imam Husein Bin Abu Bakar
Alaydrus. Setelah tiba di kota Tarim, beliau didampingi oleh Al-imam
Abdullah Bin Alwy Alhaddad langsung berziarah kepada Sayyidina Faqih
Muqaddam Al’imam Muhammad Bin Ali Ba’alawy, Sayyidina Abdurrahman Bin
Muhammad Assegaf dan Datuk Beliau Sayyidina Abdullah Alaydrus Akbar.
Al-imam Abdullah Bin Alwy Alhaddad mengatakan kepada beliau bahwa
semalam kakekmu, Sayyidina Abdullah Alaydrus Akbar datang kepadaku dan
mengabarkan tentang kedatanganmu wahai Husein.
Al-imam
Husein Bin Abu Bakar Alaydrus menimba ilmu kepada Quthbil Irsyad,
Al-imam Abdullah Bin Alwy Alhaddad, dan menurut cukilan dari Alhabib Ali
Bin Husein Alattas dalam kitabnya Taajul A’rasy mengatakan bahwa
Al-imam Husein Bin Abu Bakar Alaydrus sebelum hijrah ke Indonesia,
beliau telah mendapatkan mandat kepercayaan dari guru beliau Al-imam
Abdullah Bin Alwy Alhaddad untuk melaksanakan da’watul islam.
Al-imam
Husein Bin Abu Bakar Alaydrus kemudian hijrah ke Asia Timur dan sampai
di Indonesia, lalu setibanya di pulau Jawa, tepatnya di Pelabuhan Sunda
Kelapa, beliau diusir kembali oleh penjajah Belanda. Akhirnya dengan
bantuan para Muhibbin di malam hari dengan menggunakan sekoci beliau
tiba kembali di Pelabuhan Sunda Kelapa. Beliau kemudian berda’wah di
tanah Batavia ini dan pada saat itu penjajah Belanda sangat sensitif
kepada para ulama karena di Sunda Kelapa ini masih ada bekas-bekas
pertempuran Sunda Kelapa yang berada di bawah pimpinan dari Sunan Gunung
Jati Al-imam Syarif Hidayatullah dan Fatahillah, sehingga penjagaannya
sangat ketat dan berakibat pada dicurigainya Al-Habib Husein Bin Abu
Bakar Alaydrus sebagai pemberontak, akhirnya beliau dimasukkan ke dalam
penjara, yang berada di sekitar Glodok.
Perjuangan
da’wah Al-imam Husein Bin Abu Bakar Alaydrus sangatlah luar biasa, dan
salah satu karomah beliau adalah di pagi hari beliau berada di dalam
penjara sementara anehnya menjelang maghrib beliau sudah tidak ada di
dalam penjara, beliau menyampaikan da’wah-da’wahnya di musholla dan
masjid-masjid, sehingga membuat takut para sipir penjara dan akhirnya
kepala sipir penjara tersebut meminta agar Habib Husein keluar saja dari
dalam penjara tapi beliau menolaknya sampai akhirnya beliau keluar dari
penjara dengan keinginannya sendiri.
Pada
suatu ketika di dalam perjalanan da’wahnya, Al-imam Husein Bin Abu
Bakar Alaydrus melihat seorang tentara Belanda yang memang memiliki
akhlak yang baik terhadap beliau, di mana tentara Belanda ini selalu
menegur dan ramah terhadap Beliau. Akhirnya Habib Husein memanggilnya
dan mengatakan bahwa tentara Belanda tersebut kelak akan menjadi
Gubernur, di Batavia. tentara Belanda tersebut berkata sambil tertawa
“mana mungkin aku menjadi seorang Gubernur”. Selang beberapa bulan
kemudian sang tentara Belanda tersebut dipanggil ke negerinya dan
kembali ke Batavia untuk dipercaya menjadi Gubernur.
Sang
tentara Belanda yang kini telah menjadi Gubernur teringat akan Habib
Husein dan menemui beliau seraya ta’jub atas perkataan dari Habib Husein
dan sebagai balasannya Tentara ini memberikan hadiah berupa uang,
bahkan emas, tetapi semuanya ditolak oleh Habib Husein. Karena Gubernur
tersebut memaksa, Akhirnya Al-habib Husein Bin Abu Bakar Alaydrus
berkata bahwa jika Engkau ingin memberiku hadiah, maka berikanlah aku
tanah yang berada di luar pelabuhan Sunda Kelapa yang saat itu sedang
surut. Tentara belanda tersebut kaget dan berkata percuma bila Aku
berikan tanah tersebut, sebentar lagi air akan naik dan daratan itu akan
terendam air laut. Al-habib Husein berkata “bila Engkau berikan
sekarang, maka mulai saat ini air tidak akan pernah pasang bahkan hingga
yaumil qiyamah”.. Allahu Akbar.. sehingga akhirnya diberikanlah tanah
tersebut.
Al-habib
Husein Bin Abu Bakar Alaydrus memiliki tanah ± 10 hektar dan di atas
tanah tersebut, kemudian pertama kali yang dibangun oleh Al-imam Husein
Bin Abu Bakar Alaydrus adalah Masjid, kemudian rumah beliau yang saat
ini menjadi tempat pusaranya beliau. Dan semenjak itu, dipatok
tanah-tanah tersebut yang besarnya ± sampai 10 hektar dengan pilar dan
batang-batang sehingga daerah ini dikenal dengan sebutan “Luar Batang”, disebabkan diluar pelabuhan Sunda Kelapa muncullah batang-batang. Di
sini beliau bersama salah satu muridnya Haji Abdul Qodir yang merupakan
penterjemahnya mengajarkan kepada murid-muridnya yang dating dari
Banten, Indramayu, Cirebon, Tuban Gresik dan pelosok-pelosok kota lain
di Indonesia.
Al-imam
Husein Bin Abu Bakar Alaydrus Wafat pada Malam 17 Ramadhan, akan tetapi
mengapa acara haul dari beliau diperingati setiap hari Ahad di akhir
bulan Syawwal?
Karena
ini merupakan ijtima’ dari para ulama dan habaib yang saat itu berada
di bawah pimpinan Mufti Betawi yaitu Alhabib Utsman Bin Abdullah Bin
Yahya. Di mana para penjajah saat itu masih menguasai dan transportasi
yang sangat sulit sekali serta bertepatan dengan keadaan orang-orang
yang sedang berpuasa, sehingga diputuskanlah oleh para ulama dan habaib
agar pelaksanaan Haul Al-imam Husein Bin Abu Bakar Alaydrus diadakan
pada akhir Ahad bulan Syawwal, di mana setelah orang-orang melaksanakan
silaturrahim lebaranan barulah kembali berkumpul dan bersilaturrahim di
pusara beliau untuk memperingati Haulnya Al-imam Husein Bin Abu Bakar
Alaydrus.
Inilah
sekelumit tentang perjalanan dan perjuangan dari Al-imam Husein Bin Abu
Bakar Alaydrus. Semoga Allah semakin mengangkat derajat beliau dan
semoga kita semua mendapatkan curahan keberkahan, rahasia-rahasia dan
ilmu serta karomah dari Al-imam Husein Bin Abu Bakar Alaydrus.. Amin Ya
Robbal Alamin.sumber: http://syamsisyumus.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar